Search

19 Juli 2008

Bercocok Ide

Oleh: Udo Yamin Majdi



Ide itu ibarat benih. Sedangkan otak kita bagaikan tanah. Di ladang otaklah, selama ini kita “bercocok ide”. Sama halnya dengan bercocok tanam, “bercocok ide” juga punya tahap-tahapan agar dari satu benih ide, tumbuh menjadi tujuh tangkai gagasan dan dari satu tangkai gagasan memiliki seratus butir pemikiran atau wacana. Lantas, apa saja tahapan —agar dari satu butir gagasan menjadi tujuh ratus wacana— itu?


Pertama, tahap mengolah “ladang otak”.


Para petani, sebelum bercocok tanam, biasanya mereka mengolah tanah. Kalau di sawah, kita kenal dengan mencangkul. Ini sebagai langkah awal, agar benih padi yang akan mereka tanam nanti, tumbuh dengan mudah.
Begitu pula halnya dengan bercocok ide. Sebelum kita menaburkan benih ide, sebaiknya kita mengolah ladang otak kita. Ladang otak yang kita maksud adalah cara kita menyerap informasi dan cara kita mengatur informasi tersebut. Atau —kita meminjam istilah Bobbi De Porter dan Mike Hernacki— modalitas dan dominasi otak. Dan kombinasi dari keduanya, kita sebut dengan gaya belajar.


Dalam buku Quantum Learning, beliau berdua menjelaskan bahwa modalitas kita terbagi menjadi tiga: 1) visual, yaitu belajar dengan cara melihat; 2) audio, yaitu belajar dengan cara mendengar; dan 3) kinestetik, yaitu belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh.


Selanjutnya, beliau berdua mengutip pendapat Anthony Gregore —profesor di bidang kurikulum dan pengajaran di Universitas Connecticut— bahwa dominasi otak atau gaya berpikir kita terbagi menjadi empat: 1) sekuensial konkret; 2) sekuensial abstrak; 3) acak konkret; dan 4) acak abstak.


Dengan memahami gaya belajar —modalitas dan dominasi otak— kita, maka kita akan lebih mudah menanam gagasan dalam otak kita, alias mudah mencerna informasi, sehingga menjadi sebuah gagasan. Selama ini, tidak sedikit yang stres dalam mencari ide, karena mereka tidak memahami gaya belajar mereka. Dapat kita bayangkan, apa yang terjadi ketika kita yang bermodalitas audio, tapi mencari ide dengan cara membaca buku?


Oleh sebab itu, langkah awal untuk menangguk ide adalah kita harus memahami gaya belajar kita. Kalau gaya belajar kita lebih dominan visual, maka cara mendapatkan ide adalah banyak membaca, memperhatikan orang atau lingkungan di sekitar kita, atau kegiatan apapun yang membutuhkan penglihatan kita. Jika gaya belajar kita audio, langkah yang terbaik mencari ide adalah dengan cara wawancara, diskusi, atau kegiatan yang berhubungan dengan pendengaran. Dan manakala ternyata gaya belajar kita kinestetik, maka cara yang tepat menemukan ide adalah melakukan trial and error, investigasi, dan kegiatan yang membutuhkan pengalaman.



selengkapnya...