Search

23 Desember 2008

Syarat LBTD Jepara

Syarat-syarat LBTD bisa didownload disini

selengkapnya...

Syarat Intra Pemalang dan Jepara

PERSYARATAN LEADERSHIP INTERMEDIATE TRAINING
PELAJAR ISLAM INDONESIA (PII) JAWA TENGAH

  • Aktif di struktural daerah atau komisariat selama 3 bulan, telah mengikuti Batra dan ta’lim PII atau kegiatan yang sejenis.

  • Pendidikan minimal kelas 3 (dua) SMP atau berumur 14 tahun dan maksimal semester 2 (dua) bagi kader yang sedang menyelesaikan study di perguruan tinggi.

  • Mendapatkan mandat dari struktural setempat (PD/PK) kecuali bagi daerah yang tidak ada struktural maupun institusinya, maka tetap menggunakan mandat atas nama Persatuan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PKB-PII) atau lembaga yang bertanggung jawab atas pendelegasiam tersebut.

  • Membawa Al Qur’an terjemah dan alat tulis-menulis.

  • Berpakaian sopan, Islami, rapi dan bersepatu.

  • Membawa dan membaca buku-buku tentang aqidah, filsafat, shiroh, keIslaman, management, dan keorganisasian.

  • Membawa pas photo ukuran 3 x 4 sebanyak 2 (dua) lembar.

  • Membayar kontribusi sebesar ……..

  • Lulus screening dan wawancara.

  • Bersedia melaksanakan dan mematuhi aturan yang telah ditentukan saat pentrainingan.

  • Menuliskan karya tulis dengan tema :

    1. Solusi Pelajar Menghadapi Krisis Ummat Islam.

    2. Pelajar Sebagai pelopor problematika masyarakat.

    3. Identitas Pelajar Masa Kini

    4. Solusi Menghadapi Krisis Moralitas Pelajar

    5. Pelajar Menurut Qur’an dan Sunnah Nabi.

  • selengkapnya...

    Syarat Batra Pemalang dan Jepara

    PERSYARATAN LEADERSHIP BASIC TRAINING

    1. Aktif di struktural daerah atau komisariat selama 3 bulan/ pernah mengikuti pra-Batra dan ta’lim PII atau kegiatan yang sejenis.
    2. Pendidikan minimal kelas 2 (dua) SMP atau berumur 14 tahun dan maksimal semester 2 (dua) bagi kader yang sedang menyelesaikan study di perguruan tinggi.
    3. Mendapatkan mandat dari struktural setempat (PD/PK) kecuali bagi daerah yang tidak ada struktural maupun institusinya, maka tetap menggunakan mandat atas nama Persatuan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PKB-PII) atau lembaga yang bertanggung jawab atas pendelegasiam tersebut.
    4. Membawa Al Qur’an terjemah dan alat tulis-menulis.
    5. Berpakaian sopan, Islami, rapi dan bersepatu.
    6. Membawa dan membaca buku-buku tentang aqidah, filsafat, shiroh, keIslaman, management, dan keorganisasian.
    7. Membawa pas photo ukuran 3 x 4 sebanyak 2 (dua) lembar.
    8. Lulus screening dan wawancara.
    9. Bersedia melaksanakan dan mematuhi aturan yang telah ditentukan saat pentrainingan.

    selengkapnya...

    19 Juli 2008

    Bercocok Ide

    Oleh: Udo Yamin Majdi



    Ide itu ibarat benih. Sedangkan otak kita bagaikan tanah. Di ladang otaklah, selama ini kita “bercocok ide”. Sama halnya dengan bercocok tanam, “bercocok ide” juga punya tahap-tahapan agar dari satu benih ide, tumbuh menjadi tujuh tangkai gagasan dan dari satu tangkai gagasan memiliki seratus butir pemikiran atau wacana. Lantas, apa saja tahapan —agar dari satu butir gagasan menjadi tujuh ratus wacana— itu?


    Pertama, tahap mengolah “ladang otak”.


    Para petani, sebelum bercocok tanam, biasanya mereka mengolah tanah. Kalau di sawah, kita kenal dengan mencangkul. Ini sebagai langkah awal, agar benih padi yang akan mereka tanam nanti, tumbuh dengan mudah.
    Begitu pula halnya dengan bercocok ide. Sebelum kita menaburkan benih ide, sebaiknya kita mengolah ladang otak kita. Ladang otak yang kita maksud adalah cara kita menyerap informasi dan cara kita mengatur informasi tersebut. Atau —kita meminjam istilah Bobbi De Porter dan Mike Hernacki— modalitas dan dominasi otak. Dan kombinasi dari keduanya, kita sebut dengan gaya belajar.


    Dalam buku Quantum Learning, beliau berdua menjelaskan bahwa modalitas kita terbagi menjadi tiga: 1) visual, yaitu belajar dengan cara melihat; 2) audio, yaitu belajar dengan cara mendengar; dan 3) kinestetik, yaitu belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh.


    Selanjutnya, beliau berdua mengutip pendapat Anthony Gregore —profesor di bidang kurikulum dan pengajaran di Universitas Connecticut— bahwa dominasi otak atau gaya berpikir kita terbagi menjadi empat: 1) sekuensial konkret; 2) sekuensial abstrak; 3) acak konkret; dan 4) acak abstak.


    Dengan memahami gaya belajar —modalitas dan dominasi otak— kita, maka kita akan lebih mudah menanam gagasan dalam otak kita, alias mudah mencerna informasi, sehingga menjadi sebuah gagasan. Selama ini, tidak sedikit yang stres dalam mencari ide, karena mereka tidak memahami gaya belajar mereka. Dapat kita bayangkan, apa yang terjadi ketika kita yang bermodalitas audio, tapi mencari ide dengan cara membaca buku?


    Oleh sebab itu, langkah awal untuk menangguk ide adalah kita harus memahami gaya belajar kita. Kalau gaya belajar kita lebih dominan visual, maka cara mendapatkan ide adalah banyak membaca, memperhatikan orang atau lingkungan di sekitar kita, atau kegiatan apapun yang membutuhkan penglihatan kita. Jika gaya belajar kita audio, langkah yang terbaik mencari ide adalah dengan cara wawancara, diskusi, atau kegiatan yang berhubungan dengan pendengaran. Dan manakala ternyata gaya belajar kita kinestetik, maka cara yang tepat menemukan ide adalah melakukan trial and error, investigasi, dan kegiatan yang membutuhkan pengalaman.



    selengkapnya...

    24 Mei 2008

    IQ, EQ, dan SQ, Tidak Cukup

    Buku Udo, Quranic Quotient: Menggali & Melejitkan Potensi Diri Melalui Al-Quran, itu kan tentang kecerdasan berdasarkan al Quran ya? Bisa diceritain gak ide awal kecerdasan al Quran itu muncul?

    Betul, buku saya itu mencoba melengkapi wacana kecerdasan yang ada, baik itu IQ, EQ maupun SQ. Menurut saya, untuk sukses di dunia, dengan tiga kecerdasan itu sudah cukup. Namun untuk sukses hingga akhirat, itu belum cukup. Ada satu lagi kecerdasan yang perlu kita miliki untuk membingkai IQ, EQ, dan SQ, yaitu QQ (Quranic Quotient).

    Ada tiga hal yang melatar belakangi, sehingga muncul ide untuk menulis buku QQ: (1) karena saya menemukan kekurangan dalam konsep kecerdasan yang muncul dari Barat, terutama tidak mengaitkan kecerdasan itu dengan Pencipta dan Pemilik kecerdasan, yaitu Allah Swt; (2) karena saya menangkap semacam keterpesonaan sebagian umat Islam terhadap konsep Barat, padahal itu adalah hikmah yang hilang dari kaum muslimin; (3) karena saya ingin mengajak umat Islam untuk kembali kepada Al-Qur`an, terutama para ilmuwan Islam untuk merumuskan konsep pengembangan diri (self development) berdasarkan Al-Qur`an.

    2. Dalam Quranic Quotient, secara gak langsung Udo mau bilang kalo orang yang belajar al Quran berpotensi menjadi cerdas. Itu maksudnya gimana ya?

    Maksudnya gini, sudah saatnya umat Islam untuk merumuskan konsep kecerdasan itu berdasarkan Al-Quran. Sehingga baik dari pemahamannya, tujuannya, maupun kiat-kiatnya sesuai dengan tuntunan Al-Quran. Sebagai contoh, dalam buku QQ, saya tulis ada 7 prinsip menggali dan melejitkan potensi diri lewat Al-Quran. Lebih jelasnya, silahkan baca buku saya itu ya!

    3. Waktu buku itu dibuat, pesan khusus apa sih yang sebenarnya mau Udo sampaikan kepada para pembaca?

    Sebenarnya pesan khususnya sangat saderhana, yaitu saya ingin umat Islam mencintai Al-Quran. Sebagai bukti cinta itu, maka kita harus mengimani, mempelajari, mengamalkan, mendakwahkan, dan membelanya.



    4. Menurut Udo, apa sih urgensi dari membaca al Quran buat anak-anak muda kayak kita-kita ini?

    Wah, membaca Al-Quran bagi anak muda saat ini sangat penting. Sebab, zaman ini godaannya banyak; datang dari segala penjuru. Dan senjata sekaligus obat dari godaan itu adalah Al-Quran. Maka agar kita tidak terjerumus di jalan sesat, kita harus banyak baca —mempelajari, memahami— Al-Quran.

    5. Udo kabarnya ketua ESKA (Sekolah Kehidupan) Perwakilan Mesir ya?

    Betul. Ini berawal dari keaktifan saya di milis sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com. Lalu ada teman yang tertarik. Akhirnya, kami sepakat mendirikan perwakilan Sekolah Kehidupan (Eska) di Mesir. Dan alhamdulillah, mereka mempercayai saya sebagai ketuanya.

    6. Animo menulis pelajar (mahasiswa) Indonesia yang ada di Mesir gimana? Bisa diceritain gak?

    Berdasarkan pengalaman saya mengisi pelatihan menulis di kalangan mahasiswa Indonesia Mesir (Masisir), saya lihat animo menulis mereka sangat tinggi. Apalagi, setelah Kang Abik (Habiburrahman El-Shirazy) berhasil menjadi penulis best seller lewat novel Ayat-Ayat Cinta dan yang lainnya. Sehingga banyak Masisir terinspirasi ingin menjadi penulis.

    7. Oya, kabarnya kemarin dapat beasiswa dari Sekolah Menulis Online ya?

    Hehehe, kok tahu? Lihat di multiply saya ya? Iya, alhamdulillah, dari 44 orang yang mengajukan beasiswa ke http://smo.belajarm enulis.com/ yang didirikan oleh Bang Jonru, ternyata salah salah seorang dari lima orang yang mendapat beasiswa tersebut adalah saya. Minta do’anya, semoga dengan belajar di SMO ini, tulisan saya semakin berkualitas dan lebih produktif lagi. Amin.

    8. Karir Udo di dunia tulis menulis sejak kapan? Kenapa Udo memutuskan untuk terjun ke dunia tulis menulis?

    Saya mulai serius menulis ketika di Mesir. Ada tiga alasan saya terjun ke dunia tulis menulis: (1) karena saya ingin shodaqoh jariyah dan saat ini orang yang wajib saya shodaqohi adalah isteri dan dua anak saya; (2) karena saya ingin al-‘ilmu yuntafa’u bihi (memanfa’atkan dan memfungsikan ilmu); saya ingin menyampaikan ilmu yang saya peroleh di Mesir kepada masyarakat di Indonesia; dan, (3) karena saya ingin memiliki waladin shalihin yad’u lahu (anak yang sholeh yang mendo’akan kedua ortunya). Saya dan isteri, punya visi, misi, dan strategi untuk mendidik anak kami. Namun, semua tidak ada artinya, jika saya meninggal. Makanya, saya menulis sebagai sarana untuk mengajar anak-anak saya —sekaligus anak orang lain— meskipun saya sudah tidak ada di dunia lagi. Intinya, saya menulis sebagai bekal mati sekaligus meninggalkan warisan bagi generasi selanjutnya.


    9. Ketika menulis, sering dibarengi dengan misi khusus?

    Oh jelas, misi saya adalah untuk meraihkan mardlatillah dengan menegakkan kalimat Allah di muka bumi lewat tulisan.

    10. Last, pesan buat sobat Elka?

    Pertama saya minta do’a, semoga saya menjadi penulis yang bisa mencerahkan para pembaca; dan kedua, saya berpesan, banyaklah membaca —terutama baca Al-Quran— dan menulis. Apalagi zaman sekarang, sudah sangat mudah untuk melakukan kedua hal ini, asal ada kemauan dan tekad. Kepada sobat Elka yang mau diskusi tentang dunia tulis menulis atau tentang buku QQ, silahkan kirim e-mail ke udoyamin_majdi@yahoo.com atau kunjungi http://udoyamin.multiply.com/


    sumber: http://udoyamin.multiply.com/journal/item/92/IQ_EQ_dan_SQ_Tidak_Cukup

    (Udo Yamin adalah mantan ketua Umum PW PII Mesir)

    selengkapnya...

    18 Mei 2008

    Bill Gates VS SBY

    (Pertemuan Bill Gates dan Presiden SBY dalam prespektif perkembangan pendidikan di Indonesia yang berbasis IT)


    Kali pertama Bill Gates datang ke Indonesia langsung disambut oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Bahkan ada pertemuan khusus yang berbentuk seminar antara Presiden SBY dan Mr. Gates. Pertemuan tersebut diadakan di Jakarta Convention Centre (JCC) pada hari Jum’at, 9 Mei 2008. Dalam pertemuan tersebut tampak beberapa menteri duduk di barisan depan, serta ratusan undangan utusan dari berbagai instansi seperti universitas, pengusaha, pejabat, serta institusi pendidikan. Seminar yang dimoderatori langsung oleh Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu tersebut berakhir pada pukul 10.00 WIB. Dalam acara tersebut Presiden SBY dan Bill Gates membahas perkembangan IT sekarang ini, juga dikaitkan dengan perkembangan IT di Indonesia. Bahkan rencananya Microsoft akan mengeluarkan piranti komputer yang dapat dioperasikan tanpa mouse dan keyboard. Hanya dengan ucapan komputer akan beroperasi seperti yang dikehendaki.


    Selain itu, ada beberapa pertanyaan yang diajukan oleh tamu undangan. Diantaranya mengenai pendidikan. Perkembangan IT sangatlah dibutuhkan dalam dunia pendidikan, salah satunya dengan diadakannya Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas) oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Presiden mendukung penuh langkah tersebut. Menurut Bill Gates perkembangan IT di bidang pendidikan di Indonesia sangatlah bagus sehingga perlu diupayakan kerjasama antara pijak akademisi dengan pihak industri yang bergerak di bidang teknologi dan informasi.


    Ada salah satu pertanyaan yang menggelitik Bill Gates. Pertanyaan dari salah seorang mahasiswa Universitas Indonesia tentang masukan apa yang dapat Bill Gates berikan kepada mahasiswa Indonesia terkait perkembangan IT di bidang pendidikan. Bill Gates hanya tersenyum dan menyarankan agar mahasiwa IndonesiaIndonesia menyelesaikan studinya. Karena penemu Windows ini merasa kurang dapat menjadi panutan karena drop out (keluar) dari kuliahnya. Namun, Bill Gates menyarankan agar pelajar di bisa lebih meningkatkan kreatifitasnya. Dia bercerita bahwa pada saat umur 17 tahun ibunya membiarkan dia menggeluti bidang teknologi walaupun ada yang berhasil dan ada yang tidak, namun bagaiman pun juga akhirnya terciptalah Microsoft yang sekarang dinikmati oleh orang di seluruh dunia.


    Pada akhir pertemuan tersebut moderator, Marie E. Pangestu menyimpulkan bahwa teknologi informasi sangatlah diperlukan di segala bidang baik di bidang kesehatan, industri maupun pendidikan. Dengan tersenyum moderator menambahkan, bahkan nantinya seorang pelajar dapat mengerjakan PRnya hanya dengan memerintahkan sebuah komputer.


    Kedatangan Bill Gates ke Indonesia merupakan sinyalemen postif bagi kemajuan dunia teknologi informasi di Indonesia. Sehingga diharapkan semua pihak dapat memanfaatkan kedatangan Bill Gates dalam memajukan seluruh sector kehidupan khususnnya dalam bidang pendidikan. Dan semoga kedatangan Bill Gates ini tidak menjadi kedatangan yang pertama sekaligus terakhir.

    selengkapnya...