Press Release
Forum Pemuda dan Mahasiswa Islam
(Indonesian Youth and Student Islamic Forum)
Terhadap Film Fitna yang Telah Menghina Islam
Forum Pemuda dan Mahasiswa Islam
(Indonesian Youth and Student Islamic Forum)
Terhadap Film Fitna yang Telah Menghina Islam
Belanda secara tradisional dikenal sebagai negara yang paling liberal di Eropa. Sekarang, negara itu menjadi pusat kampanye yang penuh kedengkian untuk menghina Islam dan kemuliaan Al Qur'an. Belanda dan negara-negara Barat lain, yang mengklaim sebagai negara yang menjunjung tinggi persamaan (equality) dan keadilan (justice), namun nilai-nilai itu tidak berlaku bagi kaum muslim. Penyiksaan, penculikan, dan penahanan tanpa bukti, banyak menimpa umat Islam.
Geert Wildert, anggota parlemen Belanda dan pimpinan Partai Kebebasan Belanda, telah merilis film Fitna yang menghina Al Qur'an dan Rosululllah SAW. Dia juga menyerukan agar Al Qur'an dilarang, sebagaimana dilarangnya Mein Kampf, buku Hitler. " Muslim yang tinggal di Belanda harus menyobek setengah dari Al Qur'an, Jika Muhammad tinggal di sini (Belanda) sekarang, aku akan menyuruhnya keluar dari Belanda dengan belenggu", hina Wilder.
Pernyataan Wilders itu dimuat di surat kabar De Pers, Selasa (13/2)."Orang-orang Muslim yang ingin hidup di Belanda, mereka harus melempar setengah Al-Qur'an dan menjauhi para imam (masjid), " ujar Wilders. Lebih lanjut Wilders mengatakan bahwa Islam itu berbahaya dan membawa misi kekerasan terhadap masyarakat. Ia juga menegaskan, kalau saja Nabi Muhammad saw masih hidup, niscaya ia akan dicap sebagai ekstrimis dan harus diusir dari Belanda karena akan dianggap sebagai sumber tindak terorisme.
Film Fitna besutan Geert Wildert Pemimpin Freedom Party Belanda meskipun sebelumnya dikecam banyak pihak tetap dirilis di sebuah situs internet. Film ini berisi penghinaan terhadap Islam. Wilder menggambarkan Al Qur'an adalah buku fasistis yang menyebarkan kebencian dan kekerasan. Film Fitna jelas merupakan Fitnah terhadap Islam dan penghinaan yang terang-terangan terhadap Al Qur'an. Gelombang protes dan kecaman dari umat Islam sama sekali tidak dipedulikan. Terbukti sudah kebohongan dialog-dialog peradaban yang selalu mereka dengung-dengungkan. Disatu sisi mereka berbicara saling menghargai disisi lain, penghinaan terhadap Islam dan kaum muslim tetap mereka lakukan.
Penghinaan dalam bentuk film Fitna ini merupakan mata rantai dari penghinaan terhadap kesucian, syiar dan perasaan kaum Muslim; dan berlangsung terus-menerus sudah sejak lama.
Tahun 1989: di Barat telah dipublikasikan sebuah buku, the Satanic Verses, karya Salman Rusydi, yang menggambarkan al-Qur'an sebagai ayat-ayat Setan. Buku ini juga berisi serangan dan pelecehan terhadap isteri-isteri Nabi yang mulia. Ka'bah yang disucikan dan merupakan tempat pertama yang diletakkan untuk umat manusia itu, juga dilukiskan sebagai tempat mesum, na'udzubillah. Salman Rusydi pun hingga kini hidup dalam perlindungan pemerintah dan dinas keamanan Inggeris.
Tahun 1994: Orang Yahudi, Steven Spelberg juga telah memproduksi film dengan titel, True Lies. Film ini menggambarkan sebuah organisasi Islam, yang dipimpin oleh seorang Muslim, bernama Abdul Aziz. Organisasi tersebut bernama Jihad Crimson.
Tahun 1997: Seorang wanita Yahudi berkembangsaan Israel mempublikasikan 20 gambar yang menghina agama dan Nabi Islam. Di antaranya gambar babi yang kepalanya memakai kafiyeh ala Palestina, dengan bertuliskan, Muhammad, dalam dua bahasa, Arab dan Inggeris. Babi tersebut memegang pensil yang digunakan untuk menulis kitab, yaitu al-Qur'an.
Tahun 2004: Warga Belanda, Theo Van Cogh, mengeluarkan film yang menghina kedudukan Rasul yang agung. Film yang telah membuat marah kaum Muslim Belanda.
Selain itu, juga ada penghinaan-penghinaan lain dari beberapa kaum Muslim yang telah teracuni dengan pemikiran Sekular Liberal. Salah satunya, Iyan Harshe 'Ali, wanita Somalia, mantan anggota Parlemen Belanda. Dia telah membuat film dokumenter —sebagaimana yang dia gambarkan— menggambarkan, bahwa Islam telah mengekang wanita. Di sana dia juga digambarkan sebuah adegan wanita nyaris telanjang, yang tengah berdoa kepada Allah, karena tindak kekerasan yang dialaminya. Film tersebut juga menggambarkan sejumlah wanita telanjang, dengan tato ayat-ayat al-Qur'an di tubuh mereka. Beberapa figur dan aksi seperti ini terus diadopsi, dan mewarnai kondisi negara-negara Barat.
Berkenaan dengan ini, Kami Organisasi-organisasi yang tergabung dalam Forum Pemuda dan Mahasiswa Islam (FPMI) menyatakan sikap sebagai berikut:
1. FPMI menilai sikap Pemerintah RI terhadap kasus Film Fitna ini tidak tegas. Sehingga FPMI Menuntut pemerintah RI agar menyatakan kecaman keras terhadap pemerintahan Belanda yang telah mendiamkan aksi warganya --Wilders-- yang secara terang-terangan telah menghina Islam dan ummat Islam di seluruh dunia.
2. Menuntut kepada Pemerintah RI untuk memutuskan hubungan dilomatik dengan Belanda, apabila Pemerintah Belanda tidak menindak tegas secara hukum pelaku penyebaran film Fitna tersebut, kemudian secara terbuka meminta maaf kepada Ummat Islam di seluruh dunia.
3. Menuntut pemerintah untuk memboikot semua produk Belanda. Sebagai bentuk Kecaman Pemerintah RI terhadap Belanda.
4. Mengajak seluruh ummat Islam agar berupaya mengembalikan tegaknya syari'ah, dan terus menggalang persatuan dan kesatuan demi terwujudnya Persaudaraan Islam.
5. Menyeru kepada pemerintah RI untuk bertindak cooperative, dengan menegakkan syari'ah secara total dinegeri ini. Rakyat negeri ini mayoritas beragama Islam, maka kebebasan untuk menjalankan perintah agamanya secara total harus difasilitasi sebagaimana tertuang dalam batang tubuh undang-undang dasar, bahwa "negara menjamin kebebasan agama dan kepercayaan tiap-tiap penduduk serta menjalankan ibadah sesuai dengan perintah agama dan kepercayaannya itu".
Jika pemerintah tidak melakukan upaya-upaya cepat dalam menanggapi tuntutan FPMI tersebut diatas. Maka pemerintahan dinegeri ini tidak ubahnya seperti kaki tangan Belanda yang berada di Jakarta. Dan pemerintah telah melanggar amanah penderitaan rakyat yang tertuang dalam Undang-Undang. Karena itu layaklah kalau disebut bahwa pemerintah dinegeri ini sejatinya sudah tidak ada. Karenanya harus dibentuk pemerintahan baru yang berkomitmen pada syari'ah untuk menyelamatkan Indonesia.
Jakarta, 2 April 2008
Tertanda,
Forum Pemuda Dan Mahasiswa Islam (FPMI)
KAMMI PUSAT, DPP KNPII, PB HMI MPO,
PP GEMA PEMBEBASAN, PB HMI,
PB PII, PP GPI, DPP PEMUDA ISLAM,
PP HIMA PERSIS, PP MASIKA-ICMI,
PP FORSIS, IPPNU, PB PMII, PP IRM, HIMMA
0 komentar:
Posting Komentar